Tulisan kali ini bermula dari pertanyaan salah seorang teman saya, Dia
bertanya ...
Kenapa di muka bumi ini terdapat berbagai bahasa? Memicu pada “manusia
pertama adalah Nabi Adam A.S”, jika benar Nabi Adam adalah manusia pertama apa
tidak benar jika anak cucunya semestinya tidak akan jauh dari bahasa yang
digunakan Nabi Adam?
Di sebuah obrolan kecil itu saya menjawab seadanya dengan minimnya
pengetahuanku tentang apa yang dia tanyakan kepadaku, dan disini aku akan
mencoba untuk memperjelas, menguatkan, dan pengurai dari jawaban singkatku.
Dari berbagai refrensi (buku, internet, diskusi panjang) yang telah aku
baca, simak dan dengarkan.
Nabi Adam A.s manusia pertama
Berdasarkan berbagai
riwayat-riwayat dan tidak ada keraguan sedikitpun termasuk dalam al-qur’an
bahwa seluruh manusia yang ada pada saat ini adalah berasal dari atau turunan dari
Nabi Adam A.S dan dialah manusia pertama dari generasi ini.
Namun sebelum nabi adam, terdapat generasi bahkan beberapa generasi yang
serupa dengan manusia yang di sebut “Insan atau Nisnas” tetapi para ahli tidak
memiliki informasi detil, tipologi, personal dan model kehidupan mereka.
Diperkuat dengan penemuan fosil-fosil skeleton (tengkorak) dan ditaksir
berdasarkan kriteria-kriteria ilmiah, diperkirakan lima ratus ribu tahun yang
lalu sedangkan sejarah kemunculan adam tidak terlalu lama dan ditaksir kurang
lebih 7000 tahun yang lalu. Dan Anehnya, salah satu ulama’ kontemporer
mengatakan “Disini juga terdapat kemungkinan lain bahwa anak-anak adam menikah
dengan manusia-manusia yang tersisa dari generasi sebelum nabi adam karena
sesuai riwayat adam yang bukanlah manusia pertama yang hidup dimuka bumi”. Dengan
melihat beberapa indikasi bukan mustahil bahwa saat penciptaan adam terdapat
orang-orang dari generasi sebelumnya masih tersisa dan tengah mengalami
kepunahan.
“kalian mengira bahwa allah tidak menciptakan manusia lain selain kalian,
bahkan (allah SWT) menciptakan ribuan adam dimana kalian adalah generasi
terakhir adam (lainya)” Syaikh Shauq dalam kitab tauhid
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada manusia sebelum penciptaan adam
dan setelah adam diciptakan kemudian malaikat sujud kepadanya. Hanya saja dalam
al-qur’an tidak menyebutkan secara tegas tentang proses kemunculan dimuka bumi.
al-qur’an hanya menegaskan bahwa generasi yang ada
sampai saat ini berasal dari ayah dan ibu yang berujung pada
satu ayah (nabi adam) dan satu ibu (hawa).
Berbagai bahasa di muka bumi.
Beberapa abad para ilmuan, para ahli memperdebatkan Asal
Muasal Bahasa pada spesies manusia, namun sampai sekarang tidak ada kesepakatan
umum mengenai kapan umur bahasa manusia secara pasti, para ilmuan beranggapan
bahwa tidak ada yang namanya “teori asal muasal bahasa” dikarenakan bahsa
bukanlah sebuah adaptasi terpisah tapi sebuah aspek internal yang lebih luas
(Kultur simbolis manusia secara keseluruhan). Beberapa ilmuan mencoba
menjelaskan bahasa secara independen dalam konteks yang luas ini GAGAL karena
mereka menangani masalah tanpa solusi.
“Kebohongan dan
jenis-jenisnya, diturunkan dalam bahasa... Memberikan permasalahan terhadap
masyarakat yang strukturnya dibangun oleh bahasa, Yang
dinamakan semua masyarakat manusia. Oleh karena itu,
saya beralasan bahwa jika semua
kata ada maka diperlukan membentuk firman, dan bahwa firman dibentuk oleh
persamaan liturgi”
-Roy Rappaport,
1979. Ecology, Meaning and Religion, pp.210-11.
Pemikiran ini didukung, merujuk bahwa bicara itu gampang seperti halnya
sebuah halusinasi digital, mereka secara interisik tidak dapat di andalkan.
Sama halnya jika satu kelompok kera yang pandai mencoba menggunakan kata kata
dalam alam liar mereka akan membawa suatu keyakinan (vokalisasi primata yang
memang membawa keyakinan yaitu yang mereka benar
benar gunakan Dan tidak seperti perkataan,
mereka ekspresikan secara emosional, bermakna interisik dan dapat dipercaya
karena mereka relatif dan sulit dipalsukan).
Saya tidak dapat meragukan
bahwa bahasa berasal dari imitasi dan modifikasi, dibantu oleh isyarat dan
gerakan, terhadap berbagai suara alan, suara binatang lainya, dan teriakan naluriah manusia sendiri.
“Charles Darwin, 1871. The
Descent of Man, and Selection in Relation to Sex”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Asal
Muasal bahas tidak dapat diperdebatkan karena sebuah bahasa itu terbentuk
dengan sendirinya sama hanya sebuah halusinasi, yang dipengaruhi alam sekitar,
hewan, tumbuhan dll.
Jadi, jika saya bertemu dengan teman saya yang menanyakan hal ini, saya
akan lebih leluasa dengan berbagai refrensi yang saya dapatkan.
Apa pernah kita tahu kapan isyarat “mengangguk” berarti iya, setuju atau
sepakat?
Apa pernah kita tahu kapan kata “aku” berarti mengatakan kepada diri kita
sendiri?
“Beragamnya bahasa bukan karena sebuah keturunan, ragam bahasa terbentuk
oleh beberapa faktor yang sudah jelas di atas dan yang paling utama adalah
keyakinan dan kesepakatan dalam menentukna sebuah bahasa atau simbol.”
No comments:
Post a Comment