Monday 21 December 2015

Part VI-Failed Anniversary Day






Failed Anniversary Day


Aku menatap jauh ke arah lapangan sepak bola yang ada di tengah perumahan, tepat di depan rumah kontrakan, gemericik air hujan membasari rerumputan lapangan, genjrengan gitar yang tak karuan seolah mengisyaratkan apa yang ada di dalam hatiku.
18 Desember 2015 tepat dihari yang seharusnya menjadi anniversary day untuk hubungan kami.
***

Hai.. Evi, apa kabar?

Semoga kabarmu lebih baik dari pada kabarku.
Hari ini, tepat tanggal 18 Desember dimana 3 tahun lalu aku sangat menunggu hari ini, iya hari ini, dimana kau membalas rasa sayangku kepadamu.
Aku ingin di hari ini aku memanggilmu dengan panggilan kita kemarin, “maklamper”.
Maklamper, aku ingin melihat senyummu lagi..
Andai hubungan itu tak usai, harusnya hari ini hubungan itu genap berusia 3 tahun. Sayangnya hubungan itu sudah berakhir bahkan ketika usianya kurang sedikit lagi menginjak 3th.

Sekali lagi, sayangnya hubungan itu sudah usai
Tak terasa 3 tahun berlalu begitu saja, dan entahlah kenapa aku masih menaruh rasa pada wanita berkerudung itu. Padahal selepas dengannya aku sempat beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita lain, namun tak ada yang berbekas. Semua hubungan itu berlangsung dan berakhir begitu saja, tak ada kesan apapun.
Apa itu karena aku masih menaruh rasa padamu “maklamperku”? Ntahlah…


Sekitar 1 bulan yang lalu Kami memutuskan hubungan itu karena memang sudah merasa tak cocok satu sama lain, tapi lebih tepatnya aku yang memutuskan hubunganku denganya. Dimasa-masa genting itu evi sempat mencoba untuk bertahan dengan ribuan alasan yang memang harus ada. Namun entah kenapa berbeda dengan aku yang seolah kemasukan setan atau golongan jin, yang ingin sekali aku mengakhiri hubungan itu cuma hanya dengan satu alasan “bosan”. Tidak masuk akal memang setelah 2 tahun bersama aku masih merasakan hal ini. Namun memang itu yang aku rasakan. Ya sudahlah

Sebenarnya aku sangat tak menginginkan perpisahan itu. Jujur, saat itu aku sedang mulai sungguh-sungguh mencintainya. Saat aku mengucapkan kalimat ‘putus’, aku hancur. Namun aku mencoba untuk baik-baik saja dan menerima semuanya dengan berat hati namun akan kuhadapi.

Evi, jamah aku
Jamalah rinduku
Tak akan pernah usai cintaku padamu
Hanya kata yang lugas yang kini tersisah,
Ku ingin rasakan cintaa
Masih seperti mereka
Tulus seperti adanya
Suci seperti dirimu “maklamperku”.
Jreng.. jreeng..  jreeeeng ...
Suara gitar menutup hari itu dengan suara tak karuan mengiringi
***





Aku masih sangat hafal dengan senyumanmu
Aku masih sangat hafal bagaimana kau mengabaikan cintaku
Aku masih sangat hafal dengan semua tingkahmu
Aku masih sangat hafal..
***
Dan
itu masih
sangat jelas
Saat kau menolak cintaku
Saat kau menerima cintaku
Saat kau mempertahankan cintamu
Saat kau mempertahankan cerita kita.

“aku masih sangat menyayangimu” sesalku.


Sekarang, izinkan aku untuk mengucapnya meski kenyataanya tidak.
HAPPY ANNIVERSAY “Ma’lamperku”..




Dari,

Gerandongmu

No comments: