Failed Anniversary Day
Aku
menatap jauh ke arah lapangan sepak bola yang ada di tengah perumahan, tepat di depan
rumah kontrakan, gemericik air hujan membasari rerumputan lapangan, genjrengan gitar yang tak karuan
seolah mengisyaratkan apa yang ada di dalam hatiku.
18 Desember 2015 tepat dihari yang seharusnya menjadi
anniversary day untuk hubungan kami.
***
Hai..
Evi, apa kabar?
Semoga
kabarmu lebih baik dari pada kabarku.
Hari
ini, tepat tanggal 18 Desember dimana 3 tahun lalu aku sangat menunggu hari
ini, iya hari ini, dimana kau membalas rasa sayangku kepadamu.
Aku
ingin di hari ini aku memanggilmu dengan panggilan kita kemarin, “maklamper”.
Maklamper,
aku ingin melihat senyummu lagi..
Andai
hubungan itu tak usai, harusnya hari ini hubungan
itu genap berusia 3
tahun. Sayangnya hubungan itu sudah berakhir bahkan ketika usianya kurang sedikit
lagi menginjak 3th.
Tak
terasa 3
tahun berlalu begitu saja, dan entahlah kenapa aku masih menaruh rasa pada wanita
berkerudung itu.
Padahal selepas dengannya aku sempat beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita
lain, namun tak ada yang berbekas. Semua hubungan itu berlangsung dan berakhir
begitu saja, tak ada kesan apapun.
Apa
itu karena aku masih menaruh rasa padamu “maklamperku”? Ntahlah…
Sekitar
1 bulan yang lalu Kami memutuskan hubungan itu karena memang sudah merasa tak
cocok satu sama lain, tapi lebih tepatnya aku yang memutuskan hubunganku denganya. Dimasa-masa
genting itu evi sempat mencoba untuk bertahan dengan ribuan alasan yang memang
harus ada. Namun entah kenapa berbeda dengan aku yang seolah kemasukan setan
atau golongan jin,
yang ingin sekali aku mengakhiri hubungan itu cuma hanya
dengan satu alasan “bosan”. Tidak masuk akal memang setelah 2 tahun bersama aku
masih merasakan hal ini. Namun memang itu yang aku rasakan. Ya sudahlah
Sebenarnya
aku sangat tak menginginkan perpisahan itu. Jujur, saat itu aku sedang mulai
sungguh-sungguh mencintainya. Saat aku mengucapkan kalimat ‘putus’, aku
hancur. Namun aku mencoba untuk baik-baik saja dan menerima semuanya dengan
berat hati namun akan kuhadapi.
Evi,
jamah aku
Jamalah
rinduku
Tak
akan pernah usai cintaku padamu
Hanya
kata yang lugas yang kini tersisah,
Ku
ingin rasakan cintaa
Masih
seperti mereka
Tulus
seperti adanya
Suci
seperti dirimu “maklamperku”.
Jreng..
jreeng.. jreeeeng ...
Suara gitar menutup hari itu dengan suara tak karuan mengiringi
***
Aku
masih sangat hafal dengan senyumanmu
Aku
masih sangat hafal bagaimana kau mengabaikan cintaku
Aku
masih sangat hafal dengan semua tingkahmu
Aku
masih sangat hafal..
***
Dan
itu
masih
sangat
jelas
Saat
kau menolak cintaku
Saat
kau menerima cintaku
Saat
kau mempertahankan cintamu
Saat
kau mempertahankan cerita kita.
“aku
masih sangat menyayangimu” sesalku.
Sekarang,
izinkan aku untuk mengucapnya meski kenyataanya tidak.
HAPPY
ANNIVERSAY “Ma’lamperku”..
Dari,
Gerandongmu
No comments:
Post a Comment