Monday 21 December 2015

Part IV-Apakah ini mimpi?







PART IV
Apakah ini mimpi?
“ku tampar pelan pipi kananku”


Rasa bingung tak karuan kepadanya tak terbendung lagi, komunikasi dan keakraban kita terjalin sedemikian rupa apik tertata. Namun dia belum juga bisa menerima cintaku, “aku masih belum ingin pacaran”, ucapnya setiap kali aku menanyakan perasaanya kepadaku.
Setelah penantian panjang dan perjuanganku yang melelahkan, aku merasakan sangat lelah dengan tingkahnya yang tak sedikit berubah atau menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan merubah jawabnya tentang cintaku. Jujur aku bosan dengan ucapanya, aku ingin sekali dia merasakan apa yang aku rasakan.
Di ujung penantianku tentang cintanya, saat kejenuhan menghampiriku dengan ribuan alasan untuk meninggalkan dan melupakanya, namun aku harus berusaha meyakinkan cintaku kepadanya untuk yang terakhir kalinya.
 “jika kali ini aku di tolak untuk yang keseribu kali, aku akan meninggalkannya dan mencoba mengubur dalam cintaku kepadanya” gerutku dalam hati.
Kelas 3 semester akhir, pada hari-hari persiapan berlangsungnya ujian nasional, kurang lebih 3tahun aku menunggunya. Aku mencoba untuk yang kesekian kalinya menanyakan tentang perasaanya kepadaku.
Nanti malam, iya nanti malam aku berniat menanyakan tentang perasaanya kepadaku, Jam menunjukan pukul 09 malam, dan komunikasiku bersama dia masih lancar dan tidak biasanya dia menemaniku selarut ini, “ah mungkin bentar lagi juga dia bilang mau tidur”. Ucapku
15-20 menit kemudian, dan benar apa kataku.
“udah dulu ya fend, udah malam, mau tidur”. Isi pesan singkatnya.
Mungkin ini saatnya aku ingin membahas tentang kita, dan perasaanya kepadaku.
“oh, iya vi.. tapi mintak waktunya bentar kalua boleh. Aku ingin bertanya sesuatu”. balasku
“iya, apa?, pasti tentang yang itu?”. jawabnya

“hehe, iya” balasku. (hehehehehehe saking seringnya aku menanyakan hal yang sama, sampai-sampai dia sudah hafal, maklum udah ngebbet banget)

[singkatnya] dia menanyakan keseriusanku, daan akhirnyaaaaa dia mengucapkan apa yang selama ini aku idam idamkan, “iya aku juga sayang sama kamu”.
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa serasa melayang dan ingin terbang, dengan rasa tak percaya.

Namun aku ingin sekali mendengarkan langsung suaranya mengucapkan hal yang sangat aku tunggu-tunggu itu, akhirnya aku menelepon evi dan menanyakan kebenaran isi pesan singkat itu, dan dia mengucapkan sama persis dengan pesan yang dia kirimkan kepadaku. “aku juga saying sama kamu”

Aku tampar pipi kananku dan rasanya sakit
Ku ulangi lagi, ku tampar pipi kiriku dan rasanya sakit
Aku hentikan tamparanku karena memang iya, ini nyata dan tidak mimpi.

Perjuangan panjang yang aku lewati, krikil-krikil cadas yang menghalang telah hilang, sekarang yang tersisah hanyalah kebahagiaan, kebahagiaan, dan kebahagiaan.
***


Ku jalani hari-hariku yang sangat terasa berbeda dengan sebelumnya, hidupku terasa sangat indah, terasa hanya aku di dunia ini yang mengalami kebahagiaan ini.



No comments: