Tuesday 27 October 2015

Ketahanan Perguruan Tinggi



MAKALAH
KETAHANAN PERGURUAN TINGGI
Di ajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan





Oleh:
Mohammad Irfan Effendi
138314057

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014





KETAHANAN PERGURUAN TINGGI
(kampus)
Ketahanan Kampus hanya dapat terwujud apabila ditopang oleh pribadi-pribadi tangguh. Pribadi tangguh merupakan pribadi yang sukar dikalahkan, kukuh, tidak lemah (tentang pendirian), tabah dan tahan. Dalam pribadi-pribadi tangguh terdapat antara lain keuletan dan kejuangan, sehingga dapat mengatasi tantangan ancaman hambatan dan gangguan, baik dari dalam diri pribadi maupun dari luar pribadi, baik langsung maupun tidak langsung yang sangat dibutuhkan demi terwujudnya ketahanan kampus.
Pribadi tangguh seperti diuraikan di atas dibutuhkan oleh mahasiswa. Apabila hal tersebut diimiliki, maka mahasiswa akan menjadi pribadi yang tangguh. Namun untuk menjadi pribadi yang tangguh, diperlukan suatu usaha, tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Jadi, diperlukan suatu proses dan hal ini dapat terjadi di perguruan tinggi. mahasiswa mendapat penggemblengan, baik dari segi kecerdasan, ketrampilan maupun mental. Dengan demikian peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh.
Saat ini diindikasikan, pada umumnya mahasiswa belum sampai pada taraf  memiliki pribadi yang tangguh. Padahal mahasiswa adalah generasi muda pewaris nilai luhur, penerus cita-cita bangsa, serta insan pewaris pembangunan.
Seharusnya mahasiswa memiliki sikap serta rasa percaya diri akan kemampuan dan kekuatan sendiri. Mahasiswa diharapkan menduduki posisi sebagai kader pimpinan bangsa di masa depan dan pelopor serta penggerak pembangunan yang produktif.
Untuk itu kita harus menjadi pribadi mahasiswa yang tangguh. Sebab hanya mahasiswa dengan pripadi yang tangguhlah yang akan mampu menerima estafet kepemimpinan, serta dapat mengatasi Tantangan-Ancaman-Hambatan-Gangguan.
Karena sebagian waktu yang dimiliki mahasiswa dipergunakan di perguruan tinggi, maka peran serta perguruan tinggi untuk membentuk pribadi yang tangguh sangat dibutuhkan. Peran serta perguruan tinggi dalam membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh dapat secara langsung melalui keteladanan yang diberikan oleh pimpinan Perguruan Tinggi, para dosen dan semua yang terlibat di dalamnya.
Keteladanan ini akhirnya akan berdampak pada kewibawaan. Orang berwibawa akan disegani, dipercaya, sehingga apa saja yang dimaui akan diturut. Secara tidak langsung melalui Tridharma Perguruan Tinggi. Namun untuk ini dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Perguruan Tinggi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam melakukan perannya sebagai pembentuk pribadi yang tangguh. Di satu sisi terdapat sejumlah kendala, namun di sisi lain terdapat peluang sebagai akibat pengaruh global, regional dan nasional. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan, upaya, serta strategi yang tepat untuk mengimplementasikannya.
Tulisan ini mengkaji peran mahasiswa dan pembetukan pribadi mahasiswa yang tangguh untuk mewujudkan ketahanan kampus. Dengan demikian artikel ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran guna melakukan langkah-langkah dalam membentuk pribadi yang tangguh sekaligus sebagai sarana wujudkan ketahanan kampus.
Adapun beberapa faktor yang sangat berperan dan mempengaruhi terwujudnya ketahanan disuatu  Perguruan Tinggi, antara lain:
A.  Peran Pimpinan Perguruan Tinggi
Pemimpin perguruan tinggi tidak kalah pentingnya dalam melakukan perannya membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh. Hal ini mengingat bekal ilmu yang diperoleh (IPTEK) seimbang dengan sikap perilaku individu (intelektualitas), sehingga dapat mewujudkan ketahanan perguruan tinggi. Pimpinan perguruan tinggi dalam kepemimpinannya mengalami hambatan di bidang manajerial dan akademik.

B.  Peran Dosen
Keberadaan dosen sangat menentukan pembentukan pribadi mahasiswa yang tangguh seperti yang telah diuraikan atau dijelaskan sebelumnya. Adapun peran dosen dalam proses belajar mengajar, perannya sangat menentukan bagi mahasiswa dan kemajuan Perguruan Tinggi. peran dosen sebagai antara lain:
·         Informatory
Adalah orang yang memberi informasi
·         Transmitter
Adalah orang yang memindahkan, dalam hal ini memindahkan atau menstransfer ilmu
·         Motivator
Adalah orang yang memberi dorongan
·         Katalisator
Adalah alat yang dapat mempercepat reaksi cepat tanggap terhadap perubahan
·         Moderator
Adalahorang yang berdiri di tengah, dan
·         Fasilisator
Adalah orang yang memberi segala kemudahan dalam proses belajar mengajar, namun perannya sangat menentukan bagi mahasiswa dan kemajuan Perguruan Tinggi.

Dosen diharapkan mampu memberikan proses perubahan terhadap sikap dan perilaku peserta didik. Karena produk perguruan tinggi harus seimbang antara bekal ilmu yang diperoleh (IPTEK) dengan sikap perilaku individu (inteletualitas). Supaya ada perubahan sikap dan perilaku peserta didik, perlu ditanamkan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral dapat ditanamkan melalui masing-masing disiplin ilmu. Karena sikap, pandangan, sistem nilai dosen yang kurang kondusif bagi perkembangan Perguruan Tinggi, dosen beranggapan bahwa dalam mengajar hanya bertugas untuk menstranfer ilmu, sehingga kurang, bahkan tidak menanamkan nilai-nilai moral.
Dosen beranggapan bahwa nilai-nilai moral ditanamkan pada mahasiswa melalui mata kuliah tersendiri yang diajarkan oleh dosen lain. Hal ini semakin jelas dengan diperbincangkannya mata kuliah Pembentukan karakter (pend. Agama, pend. Filsafat) agar diajarkan sebagai mata kuliah tersendiri.
para dosen menyadari, melalui disiplin ilmu yang diajarkan sekaligus dapat menanamkan nilai-nilai moral. Balas jasa dosen yang belum memadai, dan situasi serta tuntutan ekonomi khususnya di kota-kota besar, menjadikan dosen terpaksa mengajar ke berbagai tempat dengan beberapa mata kuliah yang diampunya. Hal ini tentu saja mengakibatkan dosen tersebut kurang dapat mempersiapkan diri dalam mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal. Dilihat dari segi kualitas, hal tersebut kurang menguntungkan.

C.  Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai generasi muda, pewaris nilai luhur budaya, penerus cita-cita bangsa, serta pewaris pembangunan merupakan kader pimpinan bangsa di masa depan dan pelopor serta penggerak pembangunan yang produktif, namun:
a)    Sebagai pribadi, yang berasal dari seluruh pelosok tanah air masih bersifat labil, dengan karakter adat kebiasaan yang berbeda, sifat ketergantungan masih besar, belum memiliki pola pikir dan pola sikap yang sama, sehingga belum memiliki perilaku yang sama.
b)   Sebagai kelompok, setelah memasuki masa orientasi yang telah dikenalkan dengan situasi kampus mulai memasuki masa menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan perguruan tinggi. Mereka mulai berkembang ke arah lebih dewasa, sifat ketergantungan sudah mulai berkurang, ada kemandirian. Sekalipun karakter berbeda sudah mulai ada gerak yang sama. Justru karakter yang berbeda merupakan aset yang memperkaya perguruan tinggi (kampus).
c)    Sebagai satuan, mahasiswa yang sudah berkembang dewasa semakin didewasakan setelah bergabung dan aktif dalam senat dan kegiatan mahasiswa. Senat dan kegiatan mahasiswa sebagai sarana bagi mahasiswa untuk belajar memimpin dan sebagai pemimpin. Dari sini akan muncul calon-calon pemimpin bangsa seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Hubungan Perguruan Tinggi dengan Mahasiswa
Mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu, merupakan salah satu sivitas akademika yang mempunyai hubungan timbal balik dengan perguruan tinggi tempatnya belajar. Bila hubungan timbal balik antara perguruan tinggi dengan mahasiswa dijalin secara baik, akan dapat terwujud ketahanan di lingkungan perguruan tinggi,
Dari rangkaian tersebut nampak bahwa perguruan tinggi berperan untuk menciptakan suasana yang kondusif yang memungkinkan mahasiswa dapat mengembangkan dirinya. Dalam realita mahasiswa mudah dipengaruhi berbagai:
1)      dari gambaran kondisi dosen sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sulit diharapkan perguruan tinggi mampu menghasilkan suatu karya ilmiah yang dapat diandalkan. Dengan kata lain peranan perguruan tinggi dalam menghasilkan penelitian dan karya ilmiah untuk pengembangan IPTEK maupun kebutuhan terapan belum memperoleh porsi yang memadai.
2)      penelitian masih belum terlaksana, karena kurang tenaga ahli, sarana dan prasarana
3)      terbatasnya dana dan waktu, meskipun ada semangat untuk meneliti
4)      lemahnya penelitian juga disebabkan oleh dosen senior yang kurang menaruh minat, sementara dosen muda masih mengusahakan pemenuhan tuntutan ekonomi
Dengan demikian jelas bahwa peranan perguruan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Dan juga agar perguruan tinggi tidak dijauhi masyarakat, maka harus mampu melakukan kegiatan kemasyarakatanPengabdian Masyarakat

Pengabdian Masyarakat
Pengabdian masyarakat dapat berupa penerapan ilmu dan hasil penelitian untuk kepentingan memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Sivitas akademika menjadi pioner dan penggerak pembangunan masyarakat di sekitarnya, baik melalui program pelatihan, pemecahan masalah pembangunan, inovasi-inovasi untuk kemajuan, program kuliah kerja nyata, memberikan motivasi berswadaya dalam pembangunan. Program pengabdian pada masyarakat dilakukan bukan saja bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga bermanfaat bagi perguruan tinggi, lebih-lebih bagi mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa dan dosen akan tertanam pengertian dan pemahaman terhadap arti pembangunan nasional, integritas kebangsaan, kesetiakawanan social dan nilai-nilai budaya bangsa, sehingga akan tercipta manusia terdidik yang memiliki wawasan kebangsaan yang dalam.
Pada dasarnya pengabdian kepada masyarakat adalah positif karena mendukung dalam membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh. Namun karena kekurangan dana, banyak perguruan tinggi belum melaksanakan kegiatan ini, sementara itu dosen juga memiliki keterbatasan waktu karena mengajar di berbagai perguruan tinggi. Tujuanya membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh. Sasarannya adalah:
a)      Terwujudnya pimpinan perguruan tinggi yang dapat mengayomi dan menjadi contoh keteladanan bagi seluruh sivitas akademika.
b)      Menyiapkan piranti lunak yang dapat mempercepat terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh.
c)      Meningkatkan kualitas dosen atau pendidik secara konsisten dan berlanjut.
d)     Terciptanya kondisi kondusif, yang memungkinkan mahasiswa dapat menyatakan dirinya, menuangkan dan mengembangkan kreatifitasnya, serta mengaktualisasikan dirinya, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.
e)      Terciptanya iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar yang gilirannya mampu menumbuhkan dan menciptakan sikap serta perilaku yang kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk maju.
f)       Terjalin dan terbinanya kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta yang dilakukan secara selektif dan kritis.
g)      Terciptanya suasana disiplin, dengan adanya peraturan secara tertulis yang memungkinkan mahasiswa melatih diri untuk berdisiplin dan tanggung jawab
h)      Terdapatnya kurikulum yang dapat menunjang terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh.
i)        Tersedianya anggaran dan dana yang cukup.
j)        Tersedianya sarana dan prasarana penunjang akademik, berupa: gedung, peralatan, laboratorium (bahasa, computer, bengkel), perpustakaan.
k)      Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekstra kurikuler, berupa: lapangan yang luas, peralatan kegiatan ekstrakurikuler (bola, band, teater, dsb).

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Peran perguruan tinggi dalam membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh harus melibatkan banyak pihak, bersifat komprehensif integral.
2.      Untuk membentuk pribadi mahasiswa yang tangguh perlu keteladanan, baik di lingkungan kampus maupun dari peran dosen dan peran pimpinan.
3.      Diprperlukan kondisi yang memungkinkan agar mahasiswa tidak takut untuk menampilkan dirinya sendiri, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri, dan berani mengemukakan pendapat secara jujur.
4.      Diperlukan suasana disiplin, sebab dengan adanya peraturan secara tertulis akan mendorong mahasiswa melatih diri untuk berdisiplin dan tanggung jawab.
5.      Pengaruh global menyebabkan mahasiswa dapat mengembangkan dirinya, dan berwawasan luas. Untuk itu perlu kerja sama antar instansi, baik swasta maupun pemerintah, baik dalam maupun luar negeri.

SARAN-SARAN
Guna mewujudkan terbentuknya pribadi mahasiswa yang tangguh untuk mencapai ketahanan Perguruan Tinggi, diperlukan beberapa langkah perbaikan antara lain:
1.      Hilangnya kepercayaan mahasiswa terhadap pimpinan, perlu dipulihkan kembali, termasuk dalam kapasitas dan kredibilitas pemerintah.
2.      Para penyelenggara dan pengelola perguruan tinggi sebaiknya meningkatkan diri dan mempunyai wawasan luas.
3.      Matakuliah budipekerti tidak perlu diberikan tersendiri, tetapi diintegrasikan dengan disiplin ilmu, etika. Dan mata kuliah pengembangan karater yang diberikan pada semester awal.
4.      Pengabdian kepada masyarakat, seperti kuliah kerja nyata (KKN) supaya diaktifkan kembali, sebab dapat menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan rasa percaya diri.
5.      Bidang ekonomi supaya dipulihkan, sehingga dosen tidak perlu mengajar di beberapa perguruan tinggi, dan mahasiswa yang putus kuliah dapat kembali ke bangku kuliah

No comments: